Review Matilda - Roald Dahl



Siapa disini termasuk penggemar film Charlie and The Chocolate Factory? Oke, aku termasuk penggemar dari film itu hehe. Dulu film itu sering banget diputar di televisi terutama saat lagi libur sekolah dan menurutku film itu engga ngebosenin meskipun sudah aku tonton berulang-ulang. Kali ini aku engga akan membahas detail tentang film itu tentunya, melainkan dari sudut lain dari film itu. Nah setelah nonton beberapa kali akhirnya membuat aku penasaran dengan seluk beluk dari  film itu, yang kemudian aku tahu kalau film itu merupakan adaptasi dari novel karya Roald Dahl. Dari situlah aku mulai penasaran dengan karya-karya Roald Dahl lainnya.

Secara engga sengaja aku menemukan cukup banyak karya Roald Dahl di BBW Yogyakarta 2019 dan Matilda adalah salah satu judul buku menarik yang aku temukan di BBW Yogyakarta 2019, dan tanpa pikir panjang langsung aku masukin ke keranjangku. aku lupa tepatnya harga dari buku ini ketika aku beli di BBW. Tapi untuk harga yang tertera di mizanstore.com per Juli 2020 yaitu Rp 45.000 setelah mendapat diskon 40% -terjangkau banget kan- dari harga awalnya Rp 75.000.

Oke daripada kepanjangan langsung masuk ke inti pembahasan aja ya. Jadi novel Matilda ini menceritakan tentang bagaimana sih kehidupan Matilda si anak jenius yang berada di keluarga yang bisa dibilang kurang hangat atau aneh atau malah keluarga Matilda ini gambaran sebuah keluarga yang “normal”? Tafsirin sendiri ya.

Keluarga Matilda ini selalu menganggap bahwa Matilda adalah anak yang aneh dan engga normal, dikarenakan kemampuan Matilda yang berbeda dari kemampuan anak kebanyakan sesuai umurnya. Pada usia 1,5 tahun Matilda sudah bisa menguasai banyak kosakata dan sudah bisa berbicara dengan lancar. Dan karena hal itu dia dijuluki anak bawel oleh orang tuanya. Pun ketika diusia 4 tahun dia sudah bisa membaca dengan lancar dan menghabiskan kebanyakan waktunya untuk membaca buku dan majalah. Bukan bangga dengan kemampuan Matilda yang diatas rata-rata tapi orang tuanya justru memarahinya, karena menurut mereka sebagai keluarga Wormwood seharusnya dia bukannya membaca banyak buku melainkan harus menonton televisi.

Ayah Matilda adalah seorang penjual mobil bekas kelas kakap, sedangkan ibunya memiliki hobi bermain bingo dan kakak Matilda seorang pelajar biasa. Sebenarnya dari apa yang aku baca engga selamanya keluarga Matilda ini benar-benar jahat kepada Matilda hanya saja memang pola pikir dan kebiasaan mereka yang "berbeda" dan hal itu juga yang akhirnya menjadikan Matilda anak yang mandiri dan spesial tentunya.  

Hingga pada suatu kesempatan Matilda mulai memasuki bangku sekolah dasar yang membuatnya sangat senang, ya dikarenakan dirinya memang sangat suka belajar dan keinginannya untuk mendapat teman baru dan kasih sayang mungkin. Di masa sekolahnya ini petualangan Matilda yang sebenarnya terjadi. Bisa dibilang dia bertemu dengan orang-orang tak terduga. ada Miss Trunchbull si kepala sekolah yang mengerikan dan Mis Honey si guru kelas yang penyayang. Dan tentunya kejadian-kejadian unik di sekolahnya ini. Juga Matilda akan dihadapkan pada konflik yang terjadi di sekolahnya yang berhubungan dengan guru-gurunya. 

Selama membaca buku ini aku benar-benar terhibur dengan apa yang Roald Dahl sajikan. Terlepas dari Matilda si anak jenius, pada dasarnya dia adalah anak biasa pada umumnya, yang bertingkah menggemaskan dan sedikit "nakal". Ketika aku membaca buku ini aku benar-benar terbawa memasuki dunia anak-anak lagi yang selalu patut untuk dirindukan, iya kan?. 

Banyak banget hal yang bisa kita pelajari ketika kita membaca buku ini. Seperti pentingnya komunikasi dalam sebuah keluarga, kemudian ganjaran bagi keburukan yang kita buat, kebaikan yang akan selalu menang melawan keburukan, dan yang paling utama adalah bahwa kita engga boleh meremehkan orang lain meskipun orang itu bisa dibilang lebih muda dari kita atau berbeda dari kita. karena pada dasarnya setiap orang memang sejatinya berbeda kan?.

Unsur imajinasi di buku ini dapet banget sih menurutku, dan itu menjadi sarana yang lebih mudah untuk meyampaikan pesan si penulis kepada pembaca yang mungkin anak-anak untuk memahami nilai-nilai tersebut. 

Visualisasi di buku ini juga oke banget sih, jadi engga melulu full tulisan tapi ada juga ilustrasi-ilustrasi visual di buku ini yang menambah daya tarik buku ini. Dan yang termasuk hal paling penting menurutku, terjemahan dari Noura ini enak untuk dibaca dan mudah untuk dipahami. Toplah Noura.

Intermezzo selama baca novel ini aku banyak ngedengerin lagu-lagunya Sherina Munaf dan Tasya Kamila yang versi lagu anaknya ya. Sama engga ketinggalan lagunya Mocca - Hanya Satu.

Untuk kamu yang udah selesai membaca novel ini, aku saranin untuk nonton filmnya juga sih. karna eksekusi difilmnya sangat engga mengecewakan dan Mara Wilson sebagai pemeran Matilda menggambarkan sosok Matilda yang aku bayangin ketika membaca novel ini dan dia gemes banget waktu kecil. 










Komentar

Postingan Populer