Review Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi - Eka Kurniawan

Selama ada pandemi ini apa aja sih perubahan yang terjadi dengan kehidupan kalian? Ngomong-ngomong kamu termasuk team yang masih dirumah aja atau team yang terpaksa udah harus beraktivitas keluar rumah?

Kalau aku sendiri, jujur bersyukur masih bisa stay dirumah aja dan melakukan kebanyakan aktivitasku di dalam rumah. Tapi ya terkadang aku terpaksa harus keluar rumah juga sih, kalau memang aktivitas itu harus dilakukan diluar dan engga bisa dilakukan ketika di rumah aja. 

Berhubung kebanyakan kegiatan aku habiskan di rumah, jadi aku merasa lebih banyak waktu luang, karena memang segala urusan perkampusan bisa dikerjakan di rumah khususnya di dalam kamar tanpa harus bolak-balik ruangan atau gedung yang itu cukup memakan waktu dan melelahkan ya. 

Salah satu kegiatan yang pada akhirnya aku lakukan -selain stalking socmed hehe- yaitu banyak membaca buku, terkhusus novel yang udah pada berdebu di rak bukuku. Setelah aku pilah-pilah ternyata tumpukan TBR dan DNFlah yang mendominasi daripada buku-buku yang udah selesai aku baca. Berdosa sekali rasanya diri ini.


Untuk menebus "dosa" dan mengisi waktu luang tentunya, akhirnya mulailah aku membaca satu persatu buku dari tumpukan TBR dan DNF. Salah satu buku yang aku selesaikan diawal bulan Juli ini adalah novel Eka Kurniawan yang berisi kumpulan cerpen dengan judul "Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi".


Buku ini berisi 15 cerpen Eka Kurniawan yang masing-masingnya sudah pernah diterbitkan pada berbagai media cetak Indonesia, kecuali satu cerpen yang berjudul "Membuat Senang Seekor Gajah" yang belum pernah diterbitkan sebelumnya dan menjadi kali pertama diterbitkan dalam buku ini. 


Judul cover buku "Perempuan Patah hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi" ini diambil dari judul salah satu cerpen yang terdapat di buku ini. Semua cerpen di buku ini memiliki warnanya masing-masing sesuai dengan tema yang diangkat dalam setiap cerpennya, tapi menurutku ketika membaca cerpen-cerpen ini mereka memiliki satu kesamaan yaitu karakter kepenulisan yang Eka Kurniawan banget. Jadi bisa jadi ketika membaca tulisan ini tanpa mengetahui nama penulis pada awalnya, nama Eka Kurniawan bisa langsung terbayang oleh pembaca yang sudah pernah membaca tulisan-tulisan beliau sebelumnya tentunya. 

Dari ke-15 cerpen di buku ini 4 cerita memiliki latar tempat di Amerika dan sisanya tersebar dibeberapa kota di Indonesia. Untuk 4 cerpen yang mengambil latar tempat di Amerika yaitu:
  1. Gerimis yang Sederhana
  2. Penafsir Kebahagiaan
  3. La Cage aux Folles 
  4. Pelajaran Memelihara Burung Beo
Dan ke-13 cerpen lainnya yang mengambil latar tempat dibeberapa kota di Indonesia dan tempat yang kurang digambarkan secara detail oleh penulis terkait letaknya:
  1. Gincu Ini Merah, Sayang
  2. Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi
  3. Membuat Senang Seekor Gajah
  4. Jangan Kencing di Sini
  5. Tiga Kematian Marsilam
  6. Cerita Batu
  7. Setiap Anjing Boleh Berbahagia
  8. Kapten Bebek Hijau
  9. Teka-Teki Silang
  10. Membakar Api
  11. Pengantar Tidur Panjang
Cerita di buku ini diawali dengan "Gerimis yang Sederhana" yang memuat sedikit isu kejadian '98 di Indonesia dan terdapat humor satire tentang kejujuran. Cerita kedua "Gincu Ini Merah, Sayang" memuat tentang prasangka buruk yang melahirkan hal buruk pula, dan efek miss komunikasi terutama dalam lingkup rumah tangga. Jujur nyesek aku ketika membaca cerita ke-2 ini, karena dibalik prasangka-prasangka buruk itu ada juga kesetiaan seorang istri yang sangat mencintai suaminya. 

Kemudian dicerita yang ke-3 sekaligus judul pada cover buku ini "Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi" merupakan cerita favoritku, yang menceritakan dua orang di tempat yang jauh berbeda namun memiliki beberapa kemiripan dalam perjalanan percintaan mereka, dimana kemudian mereka dipertemukan melalui mimpi tanpa tahu apakah mimpi tersebut nyata atau hanya sekedar bunga tidur. Dan pilihan mereka untuk mempercayai dan mengikuti mimpi tersebut pada akhirnya membuka pintu kebahagiaan mereka yang pernah terkunci sebelumnya. Pembelajaran yang bisa aku dapat dari cerita ini adalah keberanian untuk memulai sesuatu. Ya ketika kita memiliki kesempatan dan peluang meski mungkin hal tersebut sesuatu yang diragukan sekitar kita, sebaiknya kita coba saja dulu. Siapa yang akan tahu hasilnya ketika kita sama sekali tidak pernah mencoba sesuatu, masalah hasilnya nanti seperti apa itu urusan belakangan. Paling tidak ketika memilih untuk melakukan dan mencoba kita tidak berada difase andai-andai tanpa kepastian hehe. 

Next aku acak dicerita ke-4 "Penafsir kebahagiaan", Ke-9 "La Cage aux Folles", dan ke-14 "Pelajaran Memelihara Burung Beo" yang sama-sama mengambil latar tempat di Amerika. Menurutku ada unsur-unsur American Dream disini yang dikejar oleh tokoh-tokohnya yang juga mendorong mereka akhirnya sampai ke negara tersebut tentunya. Isu sosial yang aku dapat ketika membaca ketiga cerita ini adalah adanya kesenjangan sosial baik disektor ekonomi, kaitannya dengan perbedaan gender, dan orientasi seksual. Baik Kesenjangan yang terjadi di Indonesia sendiri maupun Amerika. 

Kembali ke atas yaitu cerita ke-5 "Membuat Senang Seekor Gajah"  bercerita tentang Si Gajah yang tinggal di daerah tropis, dimana di daerah itu sering mengalami cuaca yang panas. Karena hal itu Si Gajah ingin masuk ke dalam kulkas yang menurut cerita teman-temannya udara di kulkas ini sejuk dan dingin. Ya cerita ini mengisahkan Si Gajah yang ingin masuk ke dalam kulkas supaya dia tidak kepanasan dan menjadi senang tentunya. Setelah membaca cerita ini aku cukup dilema sebenarnya ketika mengaitkan cerita ini dengan hal-hal dikehidupan nyata. Ambillah contoh semisal kita memiliki sebuah tujuan yang ingin dicapai. Nah aku jujur bingung antara harus berusaha mencapai tujuan dengan melakukan banyak pengorbanan yang cenderung menyakitkan dengan konsekuensi ya memang tujuan itu tercapai atau memilih untuk realistis terhadap tujuan kita dan mencari jalan lain yang membutuhkan pengorbanan seminim mungkin dengan menurunkan idealisme kita tentunya. Kalau kamu sudah membaca cerita Si Gajah gimana sih penafsiran kamu?

Lanjut ke cerita ke-6 "Jangan Kencing di Sini" yang juga memuat isu tentang prasangka si tokoh terhadap orang-orang yang entah siapa sering kencing sembarangan di tembok pembatas parkiran depan tokonya. Kemudian "Tiga Kematian Marsilam" yang merupakan cerita ke-7, dimana aku bingung ketika membacanya dan aku ulang-ulang beberapa kali, karena jujur aku penasaran dengan pesan yang ingin disampaikan penulis dicerita ini hehe. Pada cerita ini terdapat setting masa PKI dulu yang diangkat dan menjadi salah satu alasan kematian Marsilam yang pertama. Kemudian dilanjut dengan cerita kehidupan Marsilam yang berulang dengan setting waktu berbeda. Dari cerita ini yang aku tangkap bahwa "CINTA" itu bisa menciptakan kehidupan bagi seseorang, tapi "CINTA" juga bisa mendatangkan kematian bagi seseorang. Engga ada definisi mutlak apakah cinta itu baik atau buruk melainkan ya tergantung penafsiran kita masing-masing pada akhirnya.

Pada Cerita  ke-8 "Cerita Batu" yang menurutku unik, karena mengambil tokoh utama si batu yang biasa kita ketahui sebagai benda mati, ternyata disini digambarkan memiliki perasaan juga. Cerita ini menceritakan mengenai dendam sebongkah batu yang disebabkan karena dia dilibatkan dalam pembunuhan oleh manusia yang tidak dia kehendaki. Dan selama bertahun-tahun batu ini selalu berusaha untuk membalaskan dendamnya tanpa pernah menyerah. Ya ini kisah batu si pendendam yang tabah.

"Setiap Anjing Boleh Berbahagia" yang merupakan cerita ke-10 menceritakan tentang seekor anjing yang mengingikan kasih sayang dan perhatian dari seorang majikan. Dan seorang tokoh bernama Raya yang memiliki sebuah mimpi, dimana mimpi tersebut ditentang oleh orang-rang disekitarnya. Hingga pada akhirnya dia berani untuk menggapai mimpi tersebut setelah bertemu dengan Si Anjing.

Satu-satunya fabel di kumpulan cerpen ini yaitu cerita ke-11 "Kapten Bebek Hijau" yang dari kisahnya mengajarkan aku untuk lebih bersyukur dengan apa yang aku miliki sekarang, apa yang aku rasa buruk sejatinya belum tentu buruk, begitu pula sebaliknya hehe. Nah di cerita ke-12 dengan judul "Teka-Teki Silang"  ini bisa dibilang termasuk cerita misteri sepertinya. Dan aku suka plot twist si tokoh utama di akhir cerita ini. cukup bisa bikin kita bilang "Hah? Kok bisa?"

Oke dua cerita terakhir ada "Membakar Api"  yang memuat isu-isu kegiatan ilegal yang berkaitan dengan kalangan-kalangan elit negara dan perasaan dominan untuk melindungi diri sendiri terlepas apakah itu harus mengorbankan orang lain.  Dan cerita terakhir "Pengantar Tidur Panjang" yang menurutku cukup mengharukan ketika pada akhirnya sang ayah selalu memberikan kasih sayang dan perhatian ke anaknya meskipun ia telah meninggal.

Dari ke-15 cerita di buku ini, ada 3 cerita yang menjadi favoritku yaitu:
  1. Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi
  2. Setiap Anjing Boleh Berbahagia
  3. Kapten Bebek Hijau

Buku ini terdiri dari 167 halaman dan sangat cocok dibaca untuk mengisi waktu luang, apalagi ketika kau lagi #dirumahaja seperti saat ini. Unruk yang sering mobile buku ini enak banget dibawa kemana-mana, karena memang engga terlalu tebal. jadi buat kamu yang biasa menggunakan transportasi umum, buku ini bisa menemani perjalanan kamu hehe. Oke semoga tulisan ini bermanfaat dan selamat membaca. See yaaa!!

Komentar

Postingan Populer